Ammar Zoni Diperlakukan Bak Teroris, Pengacara Geram: Koruptor Triliunan Masih Bisa Nyanyi-Nyanyi!

[website ditjenpas.go.id & Instagram @suaracom]

 Perlawanan keras datang dari tim kuasa hukum Ammar Zoni atas pemindahan kliennya ke Lapas Nusakambangan.

Dengan nada geram, pengacara Jon Mathias menuding adanya perlakuan tak adil dan diskriminatif.

Sang advokat secara blak-blakan membandingkan nasib Ammar yang dirantai dan ditutup matanya dengan para koruptor kelas kakap yang hukumannya justru terkesan lebih ringan.

Menurut Jon Mathias, pemindahan yang dipertontonkan ke publik itu adalah sebuah bentuk penghukuman sebelum adanya putusan pengadilan.

Padahal, status Ammar dalam kasus dugaan peredaran narkoba di dalam lapas masih sebatas dugaan.

"Harusnya perkara ini ya disidangkan dulu, benar enggak Ammar ini sesuai dengan dugaan itu," tegas Jon Mathias saat ditemui di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis, 16 Oktober 2025 malam.

"Sedangkan dia baru dugaan sudah langsung dihukum. Nah, ya kan?" ucapnya menyambung.

Puncak kekesalannya adalah saat membandingkan perlakuan terhadap Ammar dengan para penilap uang negara.

Dia menyindir keras bagaimana para koruptor dengan kerugian triliunan rupiah justru tidak pernah diperlakukan sekeras kliennya.

 

"Ini kan ada keadilan yang kita tengok tidak diberikan di sini. Contohnya saja kan koruptor triliunan loh, belum ada yang digiring, yang dirantai, ditutup matanya, dibawa ke Nusakambangan. Masih bisa nyanyi-nyanyi lagi di Sukamiskin, kan gitu," semprot Jon Mathias.

Lebih jauh, Jon mencurigai adanya skenario besar di balik pemindahan yang terkesan terburu-buru ini.

Dia menduga ada upaya untuk membungkam Ammar Zoni agar tidak bisa "buka-bukaan" di persidangan nanti.

Padahal, Ammar sudah berkomitmen untuk menggelar sidang secara tatap muka (offline) untuk mengungkap semua kebenaran.

"Dengan adanya ini, ada kesan bagi masyarakat seolah-olah Ammar ini akan dibungkam gitu loh. Dibungkam nanti diasingkan supaya dia tidak bisa berbicara kebenaran di Pengadilan," ujarnya curiga.

Jon Mathias juga mengingatkan publik bahwa kasus yang menjerat Ammar ini sebenarnya hanya ditangani di level Polsek, bukan kasus besar yang ditangani Mabes Polri.

"Cuma, ini kasus tingkat Polsek loh. Yang menyidik Polsek Cempaka Putih. Kan lucu kan? Beritanya nasional, tindakannya nasional," tuturnya.

Karena merasa ada banyak kejanggalan, Jon Mathias bahkan mendesak Presiden Prabowo Subianto dan DPR untuk turun tangan membentuk tim investigasi agar kasus ini berjalan transparan.

"Mohon juga didengar oleh Pak Prabowo sebagai Presiden kita, DPR juga, ayo dong, bentuk saja TGPF-nya (Tim Gabungan Pencari Fakta), tim investigasi perkara ini biar lurus, transparan, dan apa yang terjadi yang sebenarnya," pungkasnya.  https://www.suara.com/

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak